Kudu Kudu

 
Kudu dalam bahasa Jawa berarti harus, wajib, pokoknya, dan sebagainya. Du di sini dilafalkan seperti dalam kata dumeh, bukan dhuwurbagi yang non Jawa, bisa membedakan du dan dhu gak ya??? Tapi Kudu-Kudu di sini bukan berarti itu. Kudu-kudu yang di maksud di sini adalah nama jenis ikan. Ikan Kudu-Kudu. Dalam bahasa kerennya Boxfish, sedangkan bahasa ilmiahnya Ostraction sp (note: ostraction adalah nama genus-nya, bukan species). Disebut boxfish karena memang bentuknya kontak, tidak seperti ikan biasa yang relative pipih.

 

Boxfish di kedalaman laut

Apa yang istimewa dari ikan ini?

Selain bentuknya yg kotak, kulit ikan ini tidak seperti kulit ikan pada umumnya. Kulit ikan kudu-kudu, tidak bersisik. Meskipun terdiri atas puluhan atau mungkin ratusan bagian-bagian kecil, namun masing masing tersusun rapat, tidak bertumpuk-tumpuk seperti sisik. Masing-masing bagian tersebut berbentuk segi enam (hexagonal) dan sangat keras. Dengan bagian luar yang sangat keras itu, maka kulit jenis (ijinkan saya memakai “jenis” yach.. lebih enak dari pada harus nulis “genus) ikan ini lebih menyerupai cangkang.

Mengingat bentuk kulit yang seperti itu, saya tidak heran kalau genus ini disebut sebagai ostraction. Ilmu otak-atik otak saya langsung saja membuat akronim: ostraction = osteo + fraction. Osteo bertubungan dengan tulang, cangkang, dan sejenisnya, sedangkan fraction berhubungan dengan bagian-bagian kecil. He.. he.. osteo + fraction murni otak-atik saya, tidak ilmiah babar blas!! Jadi jangan dijadikan referensi yach.. (halah… siapa lagi yang mau menjadikan postingan ini sebagai bahan referensi)

Namun dibalik kulit keras mirip cangkang itu, tersimpan kelembutan daging ikan kudu-kudu. Mengingat kulit luarnya yang sudah keras, yakinlah bahwa durinya sangat minim, hanya ada di tengah saja. Dengan demikian, kita dapat menikmati kelembutan dagingnya tanpa rasa khawatir terkena duri.

Bagaimana rasanya? Once again, saya tidak akan bicara mengenai rasa. You know why kan??

Saya tidak tahu, apakah di kota lain ikan kudu-kudu dimasak sebagai makanan atau tidak, yang jelas kalau ingin menikmati ikan ini bisa datang ke restoran-restoran masakan laut yang cukup besar di Makassar, misalnya Afong atau Aroma Labakkang. Namun demikian ikan ini tidak selalu ada, kalaupun ada jumlahnya tidak terlalu banyak. Hal ini bisa dimaklumi karena memang ikan kudu-kudu cukup sulit didapatkan nelayan. Ikan ini biasa hidup di sekitar batu karang.

Oh ya, waktu memasak ikan ini cukup lama. So, kalo memang benar-benar sudah kelaparan, mungkin ada baiknya menyantap pengganjal perut terlebih dahulu. Lamanya waktu memasak mungkin karena kulit cangkangnya yang keras, sehingga memerlukan waktu cukup lama agar daging di dalamnya masak. Ikan kudu-kudu ini biasanya dibakar begitu saja, tanpa bumbu sama sekali. Namun kondisi tanpa bumbu inilah yang justru menjadikan kita bisa benar-benar merasakan nikmatnya rasa ikan yang agak-agak manis gimana gitu. Dengan demikian rasa ikan tidak terganggu oleh rasa bumbu maupun kecap sama sekali. Kalau memang kita ingin memberikan rasa lain, pedas misalnya, bisa kita cocolkan saja waktu kita menyantapnya.

Kudu Kudu di atas piring... hemmm yummmyyyyyy!!!!

 

Kulit "cangkang" nan keras di kupas... awasss panasss!!! Daging lembut menanti dibawahnya

 

tandas... ludes... tinggal "cangkang-cangkang" hexagonal

 

By the way, kalau butuh guide untuk mengatar ke restaurant sajian laut di Makassar, boleh lho kontak kontak saya. Dengan senang hati saya kan menemani menikmati ikan kudu-kudu he..he,..he….

Oh ya, satu info lain, meskipun agak di luar topic. Bentuk boxfish ini telah menginspirasi Mercedes-Benz untuk membuat design salah satu product-nya. Mercedes-Benz Bionic, yang diluncurkan pertama kali pada tahun 2005, di Washington. Info lebih lengkap dan gambar diambil Om Wiki dari sini.

Mercedes-Benz Bionic yang terinspirasi dari bentuk yellow boxfish

Gambar dipinjam dari sini, sini, sini, dan sini.

Parepare, Feb 2010

33 thoughts on “Kudu Kudu

  1. Bro Neo itu domisili di Makassar atau Pare-Pare? Kalau di Makassar, siapa tahu suatu ketika nyasar ke sana.
    Yang jelas, beberapa kali diajak makan ikan di Makassar, kayaknya saya belum pernah makan ikan ini..yang pernah sisiknya hitam (entah ikan apa ya…) yang juga banyak dihidangkan di restoran masakan ikan laut di Jayapura

    • domisili saya di Parepare Bu, hanya saja cukup sering ke Makassar, baik utk urusan kantor, maupun rekreasi saja.
      kalo ikan sisik hitam, wah kayaknya saya blm tahu bu…

  2. weks …. aku udah pernah ke Aroma Labakkang tapi lupa apakah sudah pernah makan ikan ini ngga ya? Kebiasaan pesan baronang bakar aja sih hihihi.

    Aduuuuh bro tanggung jawab, aku jadi pengen ke Makassar nih…hiks (Tiket mayan mahal sih ya? Dulu suka “numpang” pesawat Fr**port sih)

    (Ngomongin soal ikan, tapi kenapa aku lebih ngidam nyuknyang ya? )

    EM

    • Baronang bakar kayaknya emang menu paling sering di pesan di situ Aroma Labakkang deh.. enak, tdk terlalu lama masaknya pula 🙂

      Ayo Mbak, kapan ke Makassar 🙂 cari nyuknyang yuksss. 😀

  3. Aslinya ikan-ikan ini cantik ya? tapi tetap saja bentuk mulutnya monyong dan bikin tersenyum..hihihi.. hayo coba peragakan! 🙂

    Rasa dagingnya memang enak, pengen lagi deh… *wink wink wink…

  4. Aku selalu tak tega kalau harus makan ikan masih berbentuk 🙂
    Tapi kayaknya enak ya Kudu-kudu ini.

    Soal makanan ikan dan soalnya ‘lamanya penantian’ aku pernah suatu waktu tugas ke Sumbawa dan diajak makan Sepat Ikan, masakan khas Sumbawa.
    Wah rasanya seger tenan, sambelnya puedesss marai pengen mulih pokokmen! Tapi ya itu tadi, nunggunya total jenderal sampe 1.5 jam.

    Mungkin lamanya waktu itu nunggu nggedein ikan yang mau dibeleh dulu ya , Bro!

    Kudu makan ikan kudu-kudu nanti!

  5. Weleeh … itu ikan satu piring yang ngabisin Bro sendiri? *pingsan*
    Kulitnya yang totol-totol lucu ya. Juga sisik yang berbentuk hexagonal itu baru sekarang saya lihat.

    • fitnah kalo saya menghabiskan ikan 1 piring!!! lha wong 2 pirih je… he..he..

      oh ya, bedanya makan ikan di Indonesia bagian timur, dengan di Jawa adalah porsinya Ibu Tuti, kalo di Jawa, 1 ikan utk rame-rame tapi kalo disini satu ikan untuk satu orang 😀
      lha wong di sini lebih mudah dapat ikan 😀

  6. En seperti biasa …
    hanya ada dua …
    1. Enak … !!! dan …
    2. Enak sekali !!!

    hehehe

    BTW :
    Siripnya keren ya Bro … bentuk Hexagonal …
    Ini kita namakan saja … ikan STEPS !!!

  7. mas…ikan itu cantik banget kok dimakan sih 😦
    sayang banget ya…nanti kalau punah gimana ya?

    by the way kalau ikan laut kesukaanku gak akan ada yg ngalahin ikan baronang…nyummy…enak banget tuh mas!!!
    udah nyobain blom? sayang disini jarang banget yg jualan ikan baronang, dijakarta aja jarang gimana di duri!

    kalau aku pulang kampung aku sudah bisa menelpon daeng afdhal dan tentunya urusan kuliner aku serahkan padamu dunk mas hehehehehe…siap siap ya

  8. Pingback: Box Fish- delicacy « mad world of mind

  9. Mas… nggak salah tuh, itu kan boxfish dengan kandungan racun jenis tetrodotoxin…kalau harus makan dengan resiko sudden death ogah mas…

  10. iyaa…aku pernah makan ikan kudu kuduu..ENAK BANGET sayang dipulau jawa ngga ada..yg udah ke makassar wajib nyobainn yaa…. nyesel kalo ngga 😀
    slurruuuppp…pengeennn 😥

  11. klu mau jenis ikan kudu2 hub saja pak, aq banyak stock tinggal milih mau yg ukuran brp gt 7 ons sampai 2 kg….

  12. Pingback: Layar Seafood dan Ikan Bakar (Surabaya); Pembuka Tahun 2017 – according to laurentia dewi

Leave a reply to nanaharmanto Cancel reply