Teman Sekamar

Saat ini saya sedang mengikuti national meeting di sebuah hotel di Bali. Meeting tahunan yang biasa kami lakukan di awal tahun. Meeting pasca Bu Lan tentu saja. Meeting ini diikuti oleh banyak peserta dari seluruh tanah air. Belum lagi dari kantor pusat yang jumlahnya tak kalah banyak. Maka tak heran jika kami tidak bisa mendapatkan kamar satu persatu, alias sharing room.

Sebenarnya bukan kali ini saja diadakan national meeting yang dihadiri banyak peserta. Jadi tidak heran kalau sharing room pun sering kali kami jalani. Bagi kami itu adalah hal yang sudah biasa, toh hampir semua saling kenal juga. Mohon jangan diartikan yang negative ya..jika kami sering berganti ganti pasangan pada saat meeting seperti ini, sebagaimana Om Trainer yang mempunyai room mate yang masih “brondong” sebagaimana dikisahkan di sini.

Namun dari sekian banyak meeting yang kami jalani, saya sangat sering “berpasangan” dengan seorang teman yang itu-itu saja. Sebut saja YouMa. Seingatku sudah minimal 4 kali di meeting skala national kami bersama.

Kami memang bersahabat dekat, pernah mengerjakan tugas-tugas yang sama meskipun di area yang berbeda. Lagi pula aku sudah mengenal YouMa ini cukup lama. Boleh dibilang sejak dia lulus dari serangkaian program training bagi karyawan baru, kami sudah saling mengenal. Kami juga sering saling sharing, namun bukan itu sebab utamanya.

Sebenarnya penyebabnya sepele saja, yaitu, kami sama-sama pendengkur keras, alias kalo ngorok banter bangetSo dari pada ada 2 orang yang tidak bisa tidur karena dengkuran kami, udah deh.. kami disatukan saja dalam kamar.

Dan rupanya panitia-panitia meeting itu telah hafal, sehingga setiap kali kami harus sharing room, tanpa ragu-ragu lagi, nama kami muncul dalam rooming list sebagai room mate.

Smoga malam ini bisa tidur duluan, supaya tidak terganggu dengkuran dari ranjang sebelah. He..he..he..

Ayana, Feb 10