Pak Jono, namanya. Oleh teman-teman dan kerabatnya sering dipanggil Jon saja. Pekerjaan sehari-harinya adalah penjual barang bekas di Pasar Inpres Balikpapan. Penampilannya sangat sederhana. Ciri khas penampilan Pak Jono adalah kebiasaannya untuk memakai topi pet, namun dipakai terbalik. Bagian depan topi yang berfungsi sebagai penahan sinar matahari selalu terpasang di belakang kepalanya. Selain penampilan yang sangat sederhana, fasiltas-fasilitas “jaman modern” juga tidak melekat padanya. Pak Jono tidak membawa HP, dan untuk bepergian mana-mana pun hanya mengandalkan angkot saja.
Namun dibalik kesederhanaannya itu tersimpan “anugerah” luar biasa. Dia dipercaya untuk bisa melakukan cabut angin. Anugerah yang diperolehnya secara tidak sengaja.
“Semua ada di Al- Qur’an, kalo dibaca dengan teliti” demikian jawab Pak Jono setiap kali ditanya dari mana “ilmu cabut angin” itu diperoleh.
Kemampuan tersebut berawal dari kisah perjalanan Balikpapan – Samarinda, pada suatu malam, bertahun-tahun yang lalu. Pak Jono beserta rekannya mengendarai kendaran dalam perjalanan itu. Pak Jono memegang kemudi, sementara temannya tertidur pulas ketika memasuki hutan. Pada turunan pertama di dalam hutan, tiba-tiba kendaraan yang mereka tumpangi macet. Pak Jono berusaha membangunkan temannya tapi sia-sia. Dia turun dari kendaraan dan mengecek kondisi kendaraan. Tampaknya tidak ada yang rusak atau bermasalah.