Aku Tercabut dari Tradisi Leluhur Bapak.

Terlahir sebagai Oey Hong Tay, namun akhirnya lebih dikenal sebagai Wibawadjati. Demi menuruti aturan di negeri ini, nama Oey Hong Tay pun ditanggalkan. Nama keluarganya, Oey, tidak ada lagi, berganti dengan Wibawa. Tidak tahu apa perasaan Bapak ketika menanggalkan nama Oey. Mungkin biasa saja, toh banyak juga kerabatnya yang mengalami hal yang sama, tapi bisa jadi sangat berat ketika harus “memutus” budaya leluhurnya. Leluhur yang sangat dihormati dalam tradisi Chinese. Kakakku pun terlahir sebagai EA Wibawa, dan aku AM Wibawa. Bukan Oey Ba Hwa atau Oey Bun Ong atau Oey Kun Liong atau Oey-Oey yang lain. Aku dan kakakku tidak mempunyai Chinese Name sama sekali.

Aku tidak tahu sama sekali budaya Chinese. Bapak tidak pernah memperkenalkan sama sekali ketika aku masih kecil. Imlek berlalu begitu saja. Tidak ada perayaan atau pesta makan malam bersama sama sekali. Kadang Bapak membeli kue kranjang saja. Aku pun tidak tahu kalau kue tersebut “hanya” ada di masa Imlek saja. Pernah aku minta kepada ibu untuk dibelikan kue kranjang, tapi tidak pernah dibelikan, lha wong mintanya bukan pada masa Imlek.

Continue reading