Pulang Kemana Mak?

BADAI GUNTURGuntur masih terus bersahutan di kejauhan Angin keras menerpa, membuat rumah bambu tua di tepi pantai berderit derit. Daun pintunya menghentak-hentak gerendel kayu penahannya. Pintu yang tidak pernah tertutup rapat itu berguncang-guncang seiring dengan hantaman angin. Kilatan cahaya sesekali menempus celah celah anyaman bambu dinding rumah. Telah lebih dari tiga jam bayang-bayang seorang ibu muda yang tengah memeluk anaknya bergoyang goyang seiring goyang nyala lampu minyak diatas meja kayu. Ember-ember pemampung tiris mujan mulai penuh, dan airnya mulai membasahi lantai tanah.

Maryam bersenandung lirih sambil menimang Bagas agar tertidur. Dipeluknya Bagas di balai-balai bambu. Diselimutinya tubuh mungil itu dengan selembar sarung lusuh untuk sekedar menghangatkan tubuhnya, dan menghindari cipratan air yang mengucur. Seraut kegalauan terbersit di wajah Maryam.

Malam berbadai telah berlalu. Matahari cerah bersinar. Namun kecerahan itu tetap saja tampak muram bagi beberapa wanita yang berdiri di tepi pantai. Mereka memandang ke laut lepas. Dikejauhan tampak perahu bergerak pelan. Terseok-seok dibawa gelombang.

“Hanya dua perahu Mak” bisik Maryam pada wanita tua disampingnya.

Continue reading

Melihat dari sisi lain

Melihat dari sisi lain?

Ini bukan tentang perubahan paradigma, bukan pula tentang teknik analisis kekuatan competitor, apalagi berhubungan dengan “dunia lain”. Juga bukan tentang lagunya Phil Collins, Both Sides of The Story. Ini benar benar melihat dari sisi lain. Sisi yang berseberangan, sisi yang berhadapan.

Ini adalah tentang Ujung Lero. Sebuah desa nelayan, di seberang pantai kota Parepare, sebagai mana pernah saya sharing-kan tentang keindahan pemandangan setiap sore dari jendela kantorku. Sejak pertama kali aku memandang seberang, telah terbersit hasrat dalam hati “suatu saat aku harus ke sana”. (yaialah… orang tugas gitu loh…!!).

lokasi ujung lero menurut google earth, kotak pada gambar kanan menunjukkan lokasi masjid jami'

lokasi ujung lero menurut om google earth, kotak pada gambar kanan menunjukkan lokasi masjid jami'

Satu yang selalu menarik pehatianku setiap kali melongok keluar jendela adalah menara masjid di Ujung Lero. Sebuah menara yang tinggi menjulang dekat dengan batas cakrawala. Menara masjid itu bagaikan tonggak pengikat yang menghubungkan langit dan bumi. Menghubungkan surga dengan dunia, umat dengan Allah-nya.

Continue reading