Pada awal masuk company tempat kerjaku, aku tergabung dalam department yang membidangi market research. Pekerjaan yang menurutku “ideal” saat itu, karena sesuai dengan program studi yang aku ambil ketika kuliah. Program Studi Statistika, Jurusan Matematika, Fakultas Matetmatika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Pada tahun 2002, kurang lebih 1 tahun setelah saya bekerja, datanglah seorang bos baru, menggantikan bos lama yang pindah tugas ke Surabaya. Bos baru ini seorang doktor matematika.
Wuih… S3 matematika??? Ampun deh ngebayanginnya.
Dan dia bukan seorang dosen atau peneliti. Hmmm… cukup langka menurutku, ada seorang doktor matematika yang bekerja diluar dunia akademis.
Suatu saat, ketika kami sedang melakukan perjalanan dinas bersama, dia bertanya,”Apa sih yang kamu pelajari selama kuliah di Jurusan Matematika?” “Berguna tidak untuk dunia kerja sekarang?”
Hmmm … “apa yach?” pikirku dalam hati.
Perasaan gitu-gitu aja deh pekerjaanku, tidak ada yang secara spesifik menggunakan apa yang aku pelajari di bangku kuliah dulu. Kalaupun memakai “tools” statistika, paling regresi dan korelasi. Itu pun dalam tataran “aplikasi” saja, jauh berbeda dengan yang aku pelajari. Apalagi sekarang sudah dibantu berbagai software, sehingga bagi orang yang “sedikit melek” statistika saja sudah bisa. Tidak perlu pusing-pusing memikirkan “behind scene”-nya.
“Apa ya Pak?” tanyaku balik. “Kayaknya sih tidak banyak yang terpakai” lanjutku.
“Kalau dari pengalaman saya, so far sampai S3, hanya ada satu yang saya pelajari. Dan sangat berguna bagi dunia kerja”
“Apa Pak?” tanyaku antusias