Sitou Timou Tumou Tou

Atas nama tugas kantor, beberapa hari yang lalu landing-lah aku di Bandara Sam Ratulangi, Manado. Perjalanan selama satu jam dua puluh menit aku lewati dengan sangat tenang. Tapi jangan dikira tidak ada goncangan di udara lho ! Ya… aku lewati dengan tenang karena dengan sangat pulas aku tertidur.  Sejenak berisitirahat setelah sebelumnya mengendara Pare – Makassar. Capek juga euy nyetir sendiri berjam-jam. Lumayan fresh-lah setelah landing. Lumayanlah bisa istirahat sejenak. Otak lebih fresh, dan siap untuk menerima badai di otak. Yah, badai di otak, alias pembadaian otak, alias brainstorming.

 

Begitu keluar dari Bandara, dari tempat parkir, tampak tulisan besar di bandara Sam Ratulangi.

“SITOU TIMOU TUMOU TOU”

sitou timou tumou tou

(Gambar aku pinjam dari sini)

Woww.. apa itu, sitou timou tumou tou.

Semula aku mengira semacam candrasengkala. Jawa banget yach gue. Apa-apa terus di-link-kan dengan budaya Jawa.

Bagi yang belum tahu, candrasengkala adalah penulisan tahun dengan cara merangkai kata-kata, dimana masing-masing kata secara tersirat melambangkan angka. Cara bacanya dari belakang. Candra sengkala ini biasanya ada di Candi, Kraton, dan bangunan-bangunan lainnya, sebagai penanda tahun berdiri.

Contohnya: sajodho wus datan manggro, yang berarti 2002. He..he.. kalo ini mah berdirinya rumah tangga kakakku.

Nah karena sitou timou tumou tou empat kata, dan ada di depan gedung besar, makanya aku kira candra sengkala

Dalam perjalanan ke kantor dari Bandara, aku dan teman-teman semobil berusaha untuk mengingat frasa itu.  Situo tumou tuo oowoow…. timuo sumou situ… halah susah amat seeh..

Aku lumayan bisa melafalkan (meskipun lambat karena mikir dulu) setelah temanku yang sudah lebih dari satu tahun tinggal di sana memberikan clue, kalo depannya i, maka selanjutnya i juga, kalo depannya u maka selanjutnya u juga.

Gotcha!! Berdasarkan clue itu, mulai bisa melafalkan si-tou ti-mou to-mou tou.. yess!! Bisa juga akhirnya: Sitou Timou Tumou Tou

  Continue reading