Aku sudah beberapa kali mempunyai kesempatan untuk berkunjung ke Toraja. Selama ini aku mengandalkan peta serial Periplus Travel Maps. Peta tersebut sangat membantu, dan dalamnya dicantumkan juga lokasi lokasi menarik yang cukup terkenal dan banyak dikunjungi wisatawan, dan disertai juga dengan review singkat lokasi tersebut. Di dalam petanya sendiri lokasi-lokasi tersebut yang direkomendasikan sudah diberi tanda. Singkat kata sangat membantu untuk mencapai lokasi-lokasi yang menjadi menu “wajib” bagi wisatawan.
Sudah beberapa lama aku mendengar tentang tongkonan batu, tongkonan beratap batu, di Toraja. Konon tongkonan ini sudah sangat tua, ratusan tahun. Cukup untuk menarik dikunjungi, namun sayang, lokasinya tidak tercantum dalam peta andalanku. Setelah beberapa saat bertanya tanya lewat mbah Google, informasi yang aku dapatkan mengenai lokasinya hanyalah terletak di Desa Banga’, Kecamatan Rembon, Kabupaten Tana Toraja. Dari Kota Makale, ibu kota Kabupaten Tana Toraja, kita harus menempuh perjalanan 10 kilometer ke arah barat sebagaimana tercantum di sini.
Dengan semangat 45, dan disertai peta tersebut, dan yang paling penting, berbekal bahasa Indonesia, aku mengarahkan kendaraan menuju lokasi tongkonan batu. Gampang-gampang susah juga mencari lokasi tongkonan tersebut, karena ternyata orang di sana lebih mengenal sebagai papa’ batu, sedangkan ketika kami bertanya-tanya menggunakan istilah tongkonan batu. Dan ketika kami menggunakan istilah papa’ batu pun, ternyata pelafalannya kurang tepat, sehingga yang ditangkap orang adalah papa sebagai sebutan orang.
Setelah mencari-cari sekian lama, akhirnya sampai juga ke tujuan. Dan supaya teman-teman lebih mudah mencari jika berniat untuk berkunjung ke sana, berikut sharing perjalanan menuju Papa’ Batu:
Start
Berawal dari kolam di tengah kota Makale, dimana terdapat patung Pong Tiku di tengah-tengahnya, kita menuju arah utara (arah ke Rantepao). Kurang lebih 300 – 400 meter terdapat pertigaan dengan penunjuk arah ke bandara Pong Tiku. Ambil jalan ke kiri (ke arah bandara)
Rule Pertigaan: Belok kanan, menyebrang jembatan
Setelah belok kiri, ikuti saja jalan tersebut. Ada percabangan-percabangan kecil, namun tetap saja berada di jalur utama. Akan terdapat 3 pertigaan yang kita lalui (lihat peta di bawah untuk lebih jelasnya). Pertigaan pertama dan ketiga ambil saja jalur ke kanan, menyeberangi jembatan. Sedangkan untuk pertigaan kedua, ambil lurus saja, tidak ada jembatan ke kanan tho?? Ingat rule-nya: Belok kanan, menyebrang jembatan
Critical Turn Right
Setelah pertiga ke tiga, kita harus mencari jalan belok ke kanan, meninggalkan jalan aspal dan mulai menapaki jalan batu. Ini adalah belokan yang menjadi kunci untuk sampai ke papa’ batu. Aku sempat kebingungan dan “tersesat” cukup jauh karena tidak bisa menemukan pertigaan ini. Pertigaannya memang tidak terlalu kelihatan, dan jalan setelah belok agak menurun. Untuk mencapai lokasi ini, sebaiknya menyempatkan diri bertanya. Setelah melewati pertigaan ke tiga, kurang lebih 600 – 700 meter, kita akan menemui beberapa warung dan perumahan yang relatig lebih padat. Silakan tanya di situ, mana jalan ke papa’ batu. Ingat, malu bertanya sesat di jalan.
Jujur saja aku kesulitan untuk dapat memberikan deskripsi yang lebih jelas mengenai belokan ini. Yang jelas tanda-tanda jika jalan yang Anda lalui benar adalah, setelah berbelok ke kanan, di sisi kanan terdapat KUA Rembon, dan kurang lebih 100 meter dari belokan terdapat jembatan. Setelah jembatan tersebut, ada percabangan jalan, silakan ambil jalan yang ke kanan.
Gubuk di bawah rumpun bambu
Perjalanan dilanjutkan dengan melintasi jalan berbatu, dengan beberapa tanjakan. Jalan cukup rusak, namun teguhkan hati saja, kendaraan roda-4 masih bisa lewat kok. Bahkan kita masih bisa berpapasan dengan truck kok, asal hati-hati dan saling toleransi. Perjalanan cukup jauh, melintasi persawahan. Rumah tampak beberapa di sisi kanan jalan.
Setelah melewati tanjakan yang cukup curam, di sebelah kiri jalan akan dapat dijumpai gubuk kecil di bawah rumpun bambu. Di kanannya terdapat jalan tanah yang menanjak. Berhentilah di situ, dan kunjungilah gubuk kecil tersebut. Ada seorang pria yang sudah cukup berumur dan berprofesi sebagai pengrajin patung tulang. Pak Korang namanya. Beliau akan dengan senang hati mengantar Anda untuk berkunjung ke papa’ batu, karena orang tersebut adalah salah satu cucu pemilik papa’ batu. Pak Korang juga akan dengan senang hati menjadi guide bagi Anda.
Papa’ batu menurutku cukup menarik, dan ada yang berbeda dari tongkonan-tongkonan yang lain di Toraja. Selain atapnya dari batu, tongkonan ini juga mempunyai 4 kamar, lain dari tongkonan biasa yang hanya mempunyai 3 kamar. Selain itu ada tiang utama yang dalam bahasa Toraja disebut Kambean. Konon satu-satunya di Toraja.
Untuk informasi yang lebih detail dan menarik, bisa dibaca di sini atau di sini.
Oh ya…. jika punya GPS, utk lokasi pastinya, bisa dilihat pada gambar dibawah
Parepare, 12 Sep 2011
Wah, aku baru tau tiang utama itu namanya Kambean… Thank you for enriching me… 🙂
Yup, ternyata meskipun sdh mengunjungi, masih ada saja informasi yg terlewat… mesti belajar jd wartawan nih 🙂
Karena aku gak paham dengan lokasinya, maka kalau berkunjung ke sana suatu saat, tinggal minta anter saja sama dirimu… gampang kan bro..? 😀
Soal Papa’ Batu, aku sudah baca reportasenya di blog Nana..\
Benar-benar peninggalan budaya yang patut dijaga selalu ya Bro… 🙂
Di tunggu Uda 🙂
Yup setuju Uda, banyak sekali kekayaan yang harus kita jaga… tapi sayang, saat ini kurang terurus
menarik aku suka baca post ini
salam persahabatan
salam kenal… salam persahabatan
Saya baca juga di tulisannya Nana….sayang pas ke Makale, saya tak sempat sampai ke sini.
Bu Enny, memang tempat ini bukan “lokasi favorit” utk yg melakukan perjalanan ke tator utk beberapa hari saja, namun sangat sayang juga jika dilewatkan 🙂
Salam,
petualangan yang menakjubkan
Salam kenal saja … terima kasih telah menyempatkan diri berkunjung
Papa Batu nya Bagus …
Salam kenal.. .terima kasih telah berkunjung 🙂
Pingback: THE POST OF SEPTEMBER « The Ordinary Trainer writes …
salam kenal dari belitung mas.
salam kenal juga 🙂
informasi berguna banget ini mas, mudah2an bisa ke sini
dan sudah baca cerita lengkapnya di tempat Nana
thanks for sharing
Smoga berguna bagi mereka yang mau berkunjung ke Papa’ Batu Kak..
sharing detail utk papa batunya sendiri memang tulisan nana lebih lengkap
Papa Batu betul-betul unik dan indah.
pengen juga jalan2 kesana. tapi kapan. hmmm….
Ayo liangkan waktu.. Toraja keren sangat utk dikunjungi 🙂
Apalagi pada akhir tahun.. akan ada banyak pesta adat di sana 🙂
Salam,