Seperti biasa, aku sering melakukan perjalanan luar kota untuk melaksanakan tugas sehari-hari. Hari itu aku tengah dalam perjalanan menuju Palopo bersama dua orang rekan sejawat dari Makassar. Aku yang mengemudikan kendaraan, karena memang akulah yang lebih menguasai medan.
Perjalanan memasuki wilayah kabupaten Wajo saat telepon ku berdering. Sebuah nomor asing muncul di layar. Karena tengah mengemudi di jalan berliku-liku, aku cuekkan saja panggilan itu, apalagi dari nomor asing. Tak lama kemudian ada panggilan masuk lagi dari nomor yang sama. Masih aku cuekkan saja. Panggilan ketiga masuk. Aku pun mengangkat telepon itu. Sampai tiga kali panggilan, berarti cukup penting.
“Ini Aida Mas…” suara di seberang memperkenalkan diri. Ada getar kecemasan dalam suaranya. Ia menanyakan apakah aku mengetahui jadwal perjalanan kekasihnya, sahabatku, Afdhal. Saat itu memang Afdhal tak bisa dikontak, sementara tersiar kabar ada pesawat jatuh di Papua. Pesawat yang biasa mengantar Afdhal ke sana. Untung semuanya selamat, sebagaimana diceritakan Afdhal disini.
–oOo–
Afdhal, berbahagialah dirimu, karena aku tahu bahwa Aida sungguh mencintaimu, memperhatikanmu. Nada suara di percakapan singkat itu, sungguh menggambarkan betapa ia menyayangimu.
Aida, dari percakapan sehari-hari, terutama saat aku dan Afdhal bersama di Balikpapan, aku tahu betapa sering Afdhal merindukanmu di saat raga kalian terpisah jarak. Rindu akan kekasih hati yang sangat disayangi.
Aida & Afdhal, delapan tahun bukan waktu yang singkat untuk sebuah masa pacaran. Tentu suka duka ada di sana. Waktu membuktikan bahwa kalian saling mengasihi.
Maaf ya, kemarin aku tidak bisa hadir dalam pesta pernikahan kalian. Tak dapat banyak kata yang bisa aku ucapkan dihari bahagia kalian, selamat saja, smoga berbahagia, dunia & akhirat.
–oOo–
Ini persembahan di hari bahagia kalian. Bukan rangkai kataku sendiri, karena tiada pandai aku menyusun kata. Sebuah nukilan dari Sang Nabi, karya Kahlil Gibran:
…
Engkau dilahirkan bersama, dan bersama-sama engkau akan hidup selamanya.
Engkau akan bersatu ketika sayap putih kematian menyerakkan hari-harimu.
Benar, engkau akan bersatu bahkan di dalam ingatan Allah yang hening.
Tetapi biarlah terdapat ruang di dalam kebersamaanmu.
Dan biarlah angin surga menari-nari di antaramu.
Kasihilah satu sama lain, tetapi janganlah membuat ikatan kasih:
Biarlah ia menjadi laut yang bergerak bebas di antara pantai jiwamu.
Isilah cawan satu sama lain tetapi janganlah minum dari cawan yang sama.
Berikanlah rotimu kepada satu sama lain tetapi janganlah makan dari potongan yang sama.
Bernyanyi dan menarilah bersama-sama dengan penuh suka cita, tetapi biarlah masing-masing sendirian,
sama senar-senar sebuah kecapi itu terentang sendiri-sendiri walaupun mereka bergetar dengan musik yang sama.
Berikanlah hatimu, tetapi bukan untuk dipegang satu sama lain.
Sebab hanya tangan Kehidupanlah yang dapat memegang hatimu.
Dan berdirilah bersama-sama tetapi tidak terlalu dekat:
Sebab pilar-pilar kuil itu berdiri terpisah,
dan pohon ek serta pohon cemara tidaklah tumbuh dibawah bayang-bayang satu sama lain.
(Kahlil Gibran, dalam Sang Nabi)
Pare, Jun 2010
hadiah tulisan yang bagus untuk Afdhal dan Aida.
Selamat untuk mereka berdua
EM
Selamat Untuk Adal dan Aida …
Hadiah versi saya ada di sini …
Izin nyepam …
http://theordinarytrainer.wordpress.com/2010/06/20/adal/
salam saya Bro
lho tenan to …
komenku sebelumnya nyangkut …
hadiah terindah dari sahabat terbaik… mantap bro!
buat afdhal-aida, selamat ya, semoga berbahagia selalu… 🙂
Selamat untuk Aida dan Afdhal!
wow…tulisannya bagus!!! mas afdhal & mba aida happy wedding, semoga bahagia selalu.
tiada kata yang pantas selain ucapan selamat kepada aida dan afdhal…
aku juga ndak bisa hadir 😦 duuuh
anw CONGRATS again ya daeeeng 😛
SAAAAAAAAAAAAH skr hehehe
ini hadiah yang manis, bang 🙂
Simple, tapi sarat makna…:)
Brader’ku tersayang
Matur nuwunnnnn sangettttt
terima kasih atas tulisan dan doanya
jangan khawatir..walaupun ragamu tidak hadir saat resepsi itu
doa’mu sudah hadir didepan pelaminanku kok
tenyuuuuuuu brooooo
muuuachhhhhhhh
Terima kasih juga buat doa komentator 🙂
Kado indah buat bang Afdhal -mb Aida…
Selamat bt mrk berdua..
waooooo…. tulisan sangat indah….
Selamat menempuh hidup baru untuk Afdhal & Aida
tulisan indah dan menyentuh….
Selamat untuk Afdhal dan Aida…. 🙂
Tulisan yang indah untuk Aida dan Afdhal
Selamat berbahagia untuk Adal dan Aida, semoga rukun, bahagia, dan sejahtera selamanya.
Tentang puisi Kahlil Gibran, saya juga sangat menyukainya. Kebetulan saya punya buku “Sang Nabi” itu, dan sering saya kutip ketika menulis sesuatu yang sifatnya perenungan. Selain “Pernikahan”, puisi Gibran yang lain yang saya suka adalah “Sahabat”, “Pekerjaan”, dan “Cinta”, ada di buku Sang Nabi juga …